Cinta sering kali menghadirkan luka
Jika bukan aku yang mengalaminya
Kulihat sekian banyak dari mereka merasakannya
Tidak kah kau paham jika ini hal yang wajar untuk ku takuti?
Cinta pun gemar membawa suka
Aku pun belum merasakan sepenuhnya
Tapi ada sorot bahagia terlihat dari mereka
Tidak kah kau paham jika ini hal yang wajar untuk ku ingini?
Cinta dan agama itu 2 hal yang berbeda,
Tapi tak kupungkiri mereka erat berkaitan
Kali ini ijinkan ku berbicara hanya soal rasa
Tentang nafsu manusia untuk bahagia
Perihal hati yang menuntut untuk ada yang didamba
Namun, kau tahu?
Aku buta,
Jangan tanya bagaimana kuterjemahkan soal rasa
Membedakan nyaman dan sayang saja aku tak bisa
Apalagi siapa yang kucinta
Jika saja ku tak percaya Tuhan dengarkan doa
Mungkin saja aku memilih membabi buta dalam bercinta
Atau memilih sama sekali hidup tanpanya
Ah, Tuhan! Kau bilang jangan berharap pada manusia lainnya
Nyatanya, Kau buat aku bergantung pada mereka
Hingga khawatir berlebih membuatku tak jernih!
Tuhan! Kau tahu?
Dalam menunggu selalu ada rindu
Dalam menanti rasa ini berkali-kali hampir mati
Sandiwara ini menyakitkan, menyesakkan, tanpa pilihan,
Ah, manusia!
Setidaknya kau harus bahagia, Tuhan masih beri kau rasa percaya
Semua indah pada masanya!
Sabar dan berdoa menjadi kuncinya? Lalu, aku hanya bisa mengakhiri dengan kata, semoga!
*ditulis oleh perempuan hampir 23 yang tiba-tiba memikirkan rasa karena diskusi soal cinta yang berbeda dan penuh drama bersama teman beda usia berakhir dengan ia yang lebih dulu mengistirahatkan mata, Diana namanya.
Jakarta, 23 Juni 2016
Diedit pada:
Jakarta, 3 Februari 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment