Agama
dan filsafat, dua kata yang tidak asing di telinga saya. Dua kata yang memiliki
makna yang saling bertolak belakang, namun mampu bergandengan dan berkaitan
erat satu sama lain. Agama sendiri lebih saya kenal sebagai bentuk identitas
saya dalam penerimaan dan ketundukan saya terhadap Tuhan. Sedangkan filsafat
merupakan sebuah hasil dari pemikiran-pemikiran kritis manusia terhadap sebuah
fenomena kehidupan yang dijabarkan dalam konsep-konse dasar. Jelas berbeda jika
kita melihat bahwa agama adalah sebuah ketundukan dan kepasrahan sedangkan
filsafat adalah hasil dari perenungan dan kebebasan dalam berfikir. Kemudian
pertanyaan muncul, bisakah mereka bersatu jika perbedaannnya saja sudah
terlihat dengan kentara? Jawaban saya, BISA. Ketika seorang manusia dengan akal
kritisnya berfikir dengan baik dan positif, maka ia akan mendapatkan sebuah
keyakinan, kepatuhan, ketundukan dan penerimaan atas apa yang mereka pikirkan.
Hal itulah yang mendasari saya untuk percaya bahwa sebuah agama mampu berjalan
beriringan dengan filsafat. Sehingga sampai saat ini saya juga percaya akan
adanya Tuhan dari agama saya.
Terkadang memang sering saya heran akan bentuk dan wujud
“sesuatu” yang selama ini saya agungkan. Namun saya tidak berkeinginan untuk
mempertanyakan tentang keagungan Tuhan lebih dalam, bukan hanya kata tabu yang
menjadi alasan. Saya salah satu orang yang setuju dengan pernyataan ini, ketika
sebuah kepercayaan dan keyakinan semakin dipertanyakan, maka semakin tinggi
pula keraguan yang akan muncul di dalamnya. Untuk itulah saya tidak ingin
memunculkan keraguan akan adanya Tuhan dengan meladeni berbagai pertanyaan yang
bisa saja bertujuan untuk menyesatkan. Karena saya benar-benar sudah terlanjur
percaya bahwa Tuhan itu ada.
Kepercayaan
saya terhadap Tuhan bukan tanpa alasan. Yah.. pada awalnya saya memang mendapatkan
keyakinan akan adanya Tuhan hanya berdasarkan garis keturunan. Saya menjadi
seorang muslim sejak saya lahir karena orang tua saya juga seorang muslim. Saya
diperkenalkan dengan sebuah rutinitas yang mereka sebut dengan kewajiban dari
dini seperti sholat, berpuasa, membayar zakat, dsb sebagai bentuk persembahan
saya dalam mempercayai adanya Tuhan. Mulanya agama bagi saya dan Tuhan bagi
saya hanya sebuah doktrin dari orang tua saya. saya menjalankan kewajiban
sebagai seorang muslim hanya karena orang tua saya. namun, ketika saya mulai
beranjak dewasa, saya mulai mampu berfikir dan menyadari bahwa Tuhan itu nyata
adanya. Terlebih adanya kitab suci dan hadis yang membuat saya semakin percaya
akan keberadaan Tuhan.
Meskipun saya tahu bahwa sebenarnya terjadinya setiap
benda dan setiap makhluk yang ada di dunia ini memiliki sejarah dan silsilah
yang tertata dengan sempurna. Namun saya percaya bahwa semua benda dan makhluk
tersebut tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Tuhan lah yang memulai semua
itu. Tuhan yang memulai satu benda atau makhluk pertama tersebut, kemudian
makhluk dan benda itulah yang kemudian muncul secara terstruktur dan apik
hingga ke benda-benda dan makhluk lain berikutnya.
Berbagai keajaiban dalam hidup saya pula yang menjadikan
saya benar-benar percaya akan adanya Tuhan. Ketika orang tua saya mengajarkan
saya untuk beribadah dan menanamkan rasa cinta terhadap Tuhan, maka merasakan
kepercayaan saya terhadapNya semakin bertambah. Saya merasakan sebuah
ketenangan dan kedamaian ketika saya mendekatkan diri padaNya. Terkadang saya
merasa bahwa Tuhan menjadi sebuah kebutuhan bagi hidup saya. Tuhan menjadi
candu bagi saya. Setiap apa yang saya
lakukan seolah harus ada ijin dari Ia. Banyak hal yang membuat saya senantiasa
yakin akan adanya Tuhan, termasuk keberadaan saya disini hingga sekarang ini.
Saya percaya bahwa Tuhan ada dimanapun dan kapanpun saya
berada. Saya bisa merasakan bagaimana campur tangan Tuhan ketika saya akan
melakukan sesuatu atau mengambil sebuah keputusan. Hati saya seolah ikut
berbicara dalam mengambil sebuah tindakan dan saya percaya ada pengaruh Tuhan
di dalamnya. Saya bisa benar-benar merasakan semua keajaiban Tuhan yang
diberikan kepada saya, terlebih ketika saya mendekatkan diri dengan beribadah
terutama di malam hari. Berulang kali Tuhan menunjukkan jalan saya, mana yang
harus saya pilih untuk hidup saya dengan caraNya yang luar biasa.
Tuhan bagi saya adalah tempat mengadu paling dahsyat dan
luar biasa. Hanya rasa syukur dan tetap patuh terhadap segala perintah yang
telah diberikanNya lah yang bisa saya lakukan untuk tetap menjaga kepercayaan
saya kepadaNya. Saya percaya Ia akan selalu memberikan jalan terbaik untuk
setiap umatNya. Selain itu, saya juga percaya bahwa setiap manusia mempunyai
jalannya masing-masing untuk diberikan kesempatan dalam mempercayai dan
merasakan keagungan Tuhan.
0 comments:
Post a Comment